Menerobos Kebosanan K3: Bagaimana "Safety on Screen Quiz" Mengubah Permainan di Tempat Kerja
Selama bertahun-tahun berkecimpung di dunia industri, saya sadar betul bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) itu krusial. Tapi, mari jujur, seringkali pembahasan K3 terasa kaku, monoton, dan bahkan membosankan. Pelatihan yang panjang, poster yang itu-itu saja, atau sekadar regulasi yang wajib dipatuhi. Bagaimana caranya agar informasi K3 yang vital ini bisa benar-benar masuk ke benak karyawan, melekat, dan diterapkan dalam keseharian mereka?
Pertanyaan inilah yang terus berputar di kepala saya. Di era digital ini, di mana informasi mengalir begitu cepat dan perhatian mudah terpecah, metode K3 konvensional rasanya kurang relevan. Karyawan kita, terutama yang lebih muda, terbiasa dengan interaksi digital, visual yang menarik, dan elemen fun dalam pembelajaran. Dari situlah ide "Safety on Screen Quiz" (SOSQ) ini lahir.
Konsepnya sederhana tapi menurut saya brilian: mengubah materi K3 yang kering menjadi kuis interaktif, kompetitif, dan bisa diakses langsung melalui layar. Bukan lagi sekadar ujian untuk mencari kesalahan, melainkan ajang untuk belajar sambil berkompetisi, menunjukkan pemahaman, dan yang terpenting, menyegarkan kembali ingatan tentang bahaya yang seringkali kita anggap remeh atau "bahaya di depan mata" itu.
Kenapa SOSQ, dan Apa Tantangannya?
Ide ini berangkat dari beberapa observasi:
Kesenjangan Pemahaman: Terkadang, karyawan mungkin sudah tahu prosedur, tapi pemahaman mendalam tentang mengapa prosedur itu penting masih kurang. Kuis bisa menstimulasi pikiran dan mengisi kesenjangan itu.
Motivasi Rendah: Kurangnya motivasi dalam belajar K3. Dengan kuis dan elemen kompetisi, harapan saya adalah mereka jadi semangat.
Ketersediaan Data: Melalui kuis digital, kita bisa mendapatkan data akurat tentang topik K3 mana yang paling sulit dipahami, sehingga kita bisa fokus pada area tersebut di pelatihan berikutnya.
Tentu saja, meluncurkan SOSQ bukan tanpa tantangan. Awalnya, ada keraguan: "Apa karyawan mau ikutan kuis lagi?", "Nanti malah jadi beban tambahan?". Belum lagi soal teknis pembuatan soal yang variatif, memastikan tingkat kesulitan pas (tidak terlalu mudah, tidak terlalu sulit), dan yang paling penting, menjaga agar esensi K3-nya tetap tersampaikan dengan baik, bukan cuma sekadar tebak-tebakan.
Saya harus memastikan bahwa setiap pertanyaan dirancang untuk menggali pemahaman inti dari artikel K3 yang sudah kami siapkan. Misalnya, dari artikel tentang bahaya listrik, pertanyaan tidak hanya berkutat pada definisi, tapi juga skenario tindakan yang tepat saat menghadapi kabel terkelupas atau peralatan yang berasap. Begitu pula dari artikel tentang berkendara aman, kuis akan menantang pemahaman tentang "jarak 3 detik" atau pentingnya helm SNI yang fit di kepala.
Menerjemahkan Ide ke Aksi: Alur Pelaksanaan SOSQ
Prosesnya kami rancang agar seefisien mungkin. Dimulai dengan menentukan topik K3 yang relevan, lalu menyusun artikel komprehensif sebagai materi bacaan utama. Dari artikel inilah lahir 20 soal pilihan ganda yang menantang, bukan sekadar hafalan. (Nah, untuk contoh Artikel akan saya lampirkan disini. )
Seluruh kuis kemudian kami pindahkan ke Google Forms, sebuah platform yang mudah diakses dan otomatisasi penilaiannya sangat membantu. Kami mengatur setiap pertanyaan wajib diisi, menetapkan poin, dan memastikan setiap jawaban benar tercatat. Tautan kuis ini, beserta artikel materinya, kemudian disosialisasikan secara luas ke seluruh karyawan melalui email dan grup chat, dengan periode pengisian yang jelas.
Setelah periode kuis selesai, Google Forms secara otomatis menghitung skor. Kami tinggal menyeleksi pemenang dengan skor tertinggi, dan jika ada nilai yang sama, kami gunakan waktu pengerjaan tercepat sebagai penentu. Pengumuman pemenang selalu kami lakukan secara resmi dan meriah, diiringi penyerahan hadiah yang menarik, seperti voucher atau merchandise perusahaan. Sesi apresiasi ini penting untuk memotivasi partisipasi di periode berikutnya.
Dampak Nyata: Lebih dari Sekadar Angka
Setelah SOSQ diluncurkan, responnya jauh melampaui ekspektasi. Yang paling saya suka bukan cuma angka partisipasi yang tinggi, tapi perubahan atmosfer saat bicara K3.
Karyawan Lebih Antusias: Mereka mulai saling bertanya tentang topik kuis, mendiskusikan jawaban, bahkan ada yang membaca ulang artikel K3 karena penasaran dengan jawaban yang benar. Ini adalah keterlibatan aktif yang saya impikan!
Peningkatan Kesadaran: Kuis ini menjadi pengingat harian atau mingguan yang efektif. Topik-topik penting seperti pentingnya APD, bahaya listrik, atau cara mengangkat beban jadi lebih sering dibicarakan di antara mereka.
Identifikasi Area Perbaikan: Data dari kuis membantu kami mengidentifikasi topik K3 mana yang masih menjadi "blind spot" bagi mayoritas karyawan. Ini jadi masukan berharga untuk penyusunan modul pelatihan selanjutnya atau fokus "Safety Moment" di hari-hari berikutnya.
K3 Jadi Lebih "Fun": Elemen kompetisi dan hadiah (walaupun kecil) berhasil mengubah persepsi K3 yang tadinya "berat" menjadi sesuatu yang "seru."
Bagi saya, SOSQ adalah bukti bahwa inovasi kecil bisa membawa perubahan besar dalam budaya K3. Ini menunjukkan bahwa dengan sedikit kreativitas dan pemahaman tentang bagaimana orang belajar dan berinteraksi, kita bisa mengubah kewajiban menjadi kesempatan.
Di portofolio ini, SOSQ bukan cuma tentang keberhasilan sebuah program. Ini adalah gambaran bagaimana saya mencoba memecahkan masalah kompleks K3 dengan pendekatan yang modern, interaktif, dan berpusat pada karyawan. Ini adalah refleksi dari prinsip saya bahwa K3 bukan hanya tentang kepatuhan, tapi tentang menciptakan lingkungan di mana setiap orang merasa aman, terlibat, dan akhirnya, pulang ke rumah dengan selamat setiap har
Komentar
Posting Komentar